Air Radiator Dari Air Mineral, Air AC, dan Coolant Radiator, Mana yang Lebih Efisien?

by -2,161 views
air radiator

Tidak jarang orang menggunakan air mineral atau air tanah sebagai pengisi air radiator mobilnya. Alasan yang paling umum adalah gampang ditemukan dan harganya yang lebih murah. Meskipun tergolong praktis dan murah dibandingkan menggunakan radiator coolant, namun tentu saja ada perbedaan yang saat pemakaiannya, salah satu adalah keamanannya.

Sebagian pengguna mobil ford tidak terlalu memperdulikan cairan mana yang akan dipakai karena dianggap sama saja, apalagi fungsinya untuk mendinginkan mesin. Tapi, ada baiknya kalau Anda mengetahui mana yang lebih cocok untuk radiator mobil Anda.

Radiator memiliki fungsi sebagai substansi yang artinya mampu menahan udara panas yang terjadi pada silinder mesin mobil ketika pembakaran terjadi saat mobil dinyalakan. Jika panasnya tidak diredam, maka mesin akan mengalami kepanasan atau overheat yang bisa menyebabkan mobil cepat rusak.

Macam-macam kerusakannya misalnya saja seher bengkok, macetnya piston, dan dinding silinder menjadi tergerogoti. Itulah fungsi air radiator yang mampu menurunkan suhu mesin yang tinggi. Karena itu, Anda harus memilih cairan radiator dengan resistensi panas yang tinggi atau titik didihnya yang lebih tinggi.

Cara kerja radiator dimulai ketika dinding silinder dimasuki cairan pendingin. Kemudian, cairan tersebut nantinya akan menyerap semua panas yang sudah keluar atau dihasilkan oleh dinding silinder. Nantinya panas yang sudah terserap itu akan dipindahkan ke tabung radiator.

Kalau cairannya sudah mengalami panas akibat terkena udara panas, nantinya akan mengalir ke tabung radiator melalui thermostat, yakni pemisah antar mesin dan radiator. Pada awalnya penutup thermostat akan tertutup, lalu terbuka kalau udara panasnya sudah mencapai 900 C atau 1950 F.

Sistem Kerja Thermostat Mobil

Tapi terkadang alat tersebut bisa menjadi kendala terjadinya overheat ketika katupnya tidak bisa terbuka. Alhasil, mesin mobil mengalami overheat atau kepanasan karena suhunya tidak bisa mengalir ke radiator. Ketika cairan sudah terkena udara panas, nantinya tekanannya akan lebih tinggi dari sebelumnya.

Hal tersebut harus dibantu dengan penutup radiator yang kondisinya harus mempunyai penutup kunci tekanan supaya tekanan udaranya bisa tertahan di luar saat cairannya sudah berada di radiator. Kalau sudah melalui tabung atasnya, maka cairan tersebut akan terus bergerak menuju tabung utama radiator. Di tabung itulah proses pendinginannya terjadi dan suhu bisa menjadi turun.

Ketika masuk ke dalam tabungnya, maka kipas radiator akan dinyalakan melalui switcher sehingga di dalamnya terkena udara yang sejuk. Tidak heran kenapa tabung utamanya memiliki rongga-rongga. Hal itu bisa memudahkan udara yang dihasilkan oleh kipas bisa masuk dengan mudah. Fungsi rongga tersebut juga bisa mengeluarkan udara panas ke luar.

Kalau suhunya sudah turun, cairan tersebut akan kembali lagi ke tangki di bagian bawahnya dan siklus tersebut akan terus terulang lagi. Dari sistem kerja itu, air radiator coolant sangat efektif dalam memaksimalkan mesinnya. Berbeda dengan air biasa atau air tanah yang cara kerjanya tidak efektif dalam mendinginkan mesin.

Fungsi Air Radiator Coolant

Kenapa bisa begitu? Sudah jelas karena coolant radiator memiliki kandungan khusus yang bisa menyerap panas dengan optimal dan menghindari terjadinya karatan atau korosi pada mesin silinder mobil. Kandungan-kandungan yang harus ada dalam cairan radiator yang benar adalah tidak ada zat mineral, memiliki zat gylcol dan propylene, serta pencegah karat.

Adanya zat pada gylcol dan propylene membuat cairannya mempunyai titik didih yang tinggi, ditambah titik bekunya yang lebih rendah daripada air biasa atau air tanah. Kalau air tersebut memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka cairan itu nantinya tidak mudah mengalami penguapan atau penaikan suhu di saat temperatur mobil sedang meninggi.

Untuk penggunaan cairan radiator yang memiliki zat gylcol dan propylene, biasanya bisa memakan waktu 2 tahun sampai diganti lagi dengan yang baru. Bisa juga Anda menggantinya setiap 48 ribu km.

Titik Didih Cairan Radiator

Air mineral dan coolant radiator memiliki perbedaan titik didih yang signifikan. Hal itu sudah dibuktikan oleh 2 orang ahli kimia, Vincent Enotiemonria E. dan Ohireme Nathaniel dengan menggunakan 3 cairan, yaitu air mineral, cairan radiator dengan aditif yang kurang, serta cairan radiator yang mempunyai kandungan ethylene gylcol yang diberi air 50:50 dan ditambah anti karat.

Dari hasil penelitian tersebut, air mineral memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan cairan radiator yang lainnya. Yang paling tinggi adalah cairan radiator yang dikomposisikan khusus dengan tingkat titik didih mencapai 1100 C. Sedangkan untuk cairan yang minim aditif sebenarnya titik didihnya sedikit lebih tinggi dari air mineral dan tidak berbeda jauh dengan air radiator yang terakhir, yaitu 1010 C.

Memilih Coolant Radiator

Menurut laporan kedua ahli kimia tersebut, pada air radiator yang berformula khusus memiliki suhu yang tinggi akibat dari keuntungan saja, karena membutuhkan temperatur yang lebih tinggi supaya cairannya mendidih. Bisa dikatakan kalau cairan tersebut nantinya membutuhkan penyerapan panas yang sangat banyak dari mesin mobil.

Di sisi lain, ada yang mengatakan mengenai manfaat air kondensasi, misalnya saja embun maupun air buangan AC. Kedua air tersebut dipercayai bisa menjadi bahan cairan radiator yang optimal untuk mesin. Tapi sebaiknya Anda jangan menggunakannya karena zat yang terkandungnya tidak mampu menangkal panas dengan baik. Hal itu sudah terbukti dengan percobaan yang dilakukan oleh pakar kimia.

Padahal sebelum itu, sebagian orang sudah menganggap kalau air kondensasi bisa dijadikan cairan radiator. Anggapan itu tidaklah benar karena titik didihnya tergolong rendah. Selain itu, airnya dapat mudah menyusut karena terjadinya penguapan dengan suhu yang tinggi. Alasan lainnya adalah penyusutan akibat kebocoran pada area gasket.

Komponen tersebut berfungsi sebagai pemisah antar ruang silinder dengan kepala silinder yang menyentuh cairan radiator. Kalau gasket tersebut sudah lapuk, maka cairan radiator bisa masuk ke dalam oli dan mengakibatkan kondisi oli bisa berubah menjadi berwarna putih mayonaise. Kalau terus dibiarkan akan berakibat overheat atau mesin kepanasan.